Presiden Rusia Vladimir Putin menunjukkan sikap keras dan agresif LINK ALTERNATIF TRISULA88 dalam konflik yang terus berlangsung di wilayah Kursk, Rusia barat, dengan memerintahkan militer Rusia untuk menghabisi sisa-sisa pasukan Ukraina yang masih bertahan di wilayah tersebut. Konflik ini merupakan bagian dari perang yang telah berlangsung selama bertahun-tahun antara Rusia dan Ukraina, dengan Kursk menjadi titik panas pertempuran yang signifikan sejak serangan mendadak Ukraina pada Agustus 2024.
Pada 6 Agustus 2024, pasukan Ukraina melakukan serangan kilat yang berhasil menembus perbatasan barat Rusia di Kursk, merebut wilayah yang sebelumnya dikuasai Rusia. Serangan ini menjadi yang terbesar terhadap wilayah kedaulatan Rusia sejak invasi Nazi pada 1941, menandai eskalasi serius dalam konflik yang telah berlangsung lama. Ukraina berharap dengan serangan ini dapat mengalihkan perhatian pasukan Moskow, memperoleh posisi tawar dalam negosiasi, serta memprovokasi Presiden Putin16.
Namun, dalam beberapa bulan terakhir, Rusia melancarkan ofensif balasan yang sangat kuat. Kepala Staf Umum Rusia, Jenderal Valery Gerasimov, melaporkan bahwa pasukan Rusia telah berhasil merebut kembali sekitar 86 persen wilayah yang sebelumnya dikuasai Ukraina di Kursk, setara dengan sekitar 1.100 kilometer persegi. Dalam lima hari terakhir, militer Rusia membebaskan 24 kota dan desa serta wilayah seluas 259 kilometer persegi, memaksa pasukan Ukraina mundur dan terisolasi dalam dua kantong kecil di perbatasan Rusia1567.
Putin sendiri secara langsung mengunjungi wilayah Kursk pada Maret 2025, mengenakan seragam militer dan bertemu dengan para komandan di pos komando. Dalam kunjungan tersebut, ia menegaskan bahwa tujuan utama adalah mengalahkan musuh yang masih bertahan di wilayah Kursk dalam waktu sesingkat mungkin. Putin juga menyatakan bahwa pasukan Ukraina yang menyerbu wilayah tersebut harus diperlakukan sebagai teroris, termasuk para pejuang yang ditawan. Ia bahkan mengusulkan pembentukan zona keamanan di sepanjang perbatasan Rusia-Ukraina untuk mencegah serangan lebih lanjut2456.
Presiden Rusia juga menolak usulan gencatan senjata 30 hari yang didukung oleh Amerika Serikat dan Ukraina, menegaskan bahwa operasi militer harus dilanjutkan hingga pasukan Ukraina benar-benar diusir dari wilayah Kursk. Putin menyatakan bahwa warga negara asing yang bertempur bersama pasukan Ukraina dan tertangkap di wilayah tersebut tidak berhak atas perlindungan Konvensi Genewa, menandakan sikap keras Moskow terhadap pasukan lawan67.
Pertempuran di Kursk menjadi salah satu babak paling sengit dalam perang Rusia-Ukraina. Meskipun pasukan Ukraina memberikan perlawanan gigih, tekanan besar dari puluhan ribu pasukan Rusia dan serangan bertubi-tubi dengan dukungan persenjataan canggih membuat posisi Ukraina semakin terdesak. Militer Rusia juga melakukan pembersihan ranjau di wilayah yang direbut kembali untuk mengamankan kendali penuh atas wilayah tersebut16.
Dalam konteks diplomasi, Presiden Amerika Serikat Donald Trump sempat mengajukan permintaan kepada Putin untuk menyelamatkan nyawa tentara Ukraina yang bertahan di Kursk dan mendorong gencatan senjata. Namun, Putin tetap bersikukuh agar pasukan Ukraina menyerah dan wilayah Kursk dibebaskan sepenuhnya dari kehadiran mereka. Putin bahkan menuntut agar Ukraina memerintahkan pasukannya di Kursk untuk menyerah, menegaskan bahwa pasukan Rusia kini berada dalam posisi unggul di wilayah tersebut9.
Secara keseluruhan, situasi di Kursk mencerminkan eskalasi konflik yang semakin intens dan keras antara Rusia dan Ukraina. Putin yang dikenal dengan sikap tegas dan agresif, kini menargetkan penyelesaian cepat dengan menghabisi sisa-sisa pasukan Ukraina di wilayah tersebut. Operasi militer Rusia di Kursk tidak hanya bertujuan merebut kembali wilayah yang hilang, tetapi juga untuk mengamankan perbatasan dan menciptakan zona keamanan yang dapat mencegah serangan Ukraina di masa depan. Konflik ini diperkirakan akan terus berlanjut dengan intensitas tinggi, mengingat kedua belah pihak masih bersikukuh mempertahankan posisi masing-masing145679.
Artikel ini menggambarkan bagaimana Presiden Vladimir Putin mengambil langkah-langkah militer yang agresif untuk mengusir pasukan Ukraina dari wilayah Kursk, menandai babak baru dalam perang yang telah berlangsung lama antara Rusia dan Ukraina. Dengan strategi ofensif yang intens dan pernyataan keras dari Putin, Rusia berupaya mengakhiri kehadiran pasukan Ukraina di wilayah kedaulatannya dan memperkuat posisi strategisnya di perbatasan barat.